Label:

Kejauhan, Kelamaan, Kerinduan

Kadang, aku benci harus menemukanmu sekarang. Ketika aku sudah didahulukan banyak waktu dan keadaan. Bukan aku lagi yang menyaksikanmu tumbuh dan menguat. Bukan karenaku lagi senyum dan tawamu terbuat. Kadang juga aku benci mengetahui apa-apamu telah banyak berubah sejak terakhir kali kita menghadapi dunia bersama-sama. Ini memang egoku yang sedang bicara, tapi kamu harus dengarkan dan paham, rasanya sedikit sedih ketika di jumpa yang kuamin-amini ternyata kamu sulit untuk kukenali.

Kamu tau, aku ketemu orang-orang yang aku cinta dan cinta aku selain kamu. Tapi nggak ada dari mereka yang balik cinta aku kayak yang selalu kamu lakuin dulu.

Ini lucu. Waktu kamu sudah begitu jauh dan aku tetap mau mendoakanmu dengan kekuatan yang dipunyai orang-orang yang sedang jatuh cinta. 

Dan malam ini, begitu tiba-tiba datangnya sebuah ingin untuk menghadirkanmu kembali. Padahal seharian ini langit cerah. Biru, tidak ada mendung. Meski sama membosankannya, tapi hidupku tadi ini baik-baik saja. Aku tetap tidak bisa ngerti hal-hal aneh seperti kenapa kamu mesti muncul bahkan di waktu-waktu aku tidak ingin ada kamu. Meskipun di tempat terkecil dan tergelap diriku aku selalu mau mengaku kalau aku rindu.

Tapi apa artinya itu semua sekarang? Waktu, lagi-lagi, keberadaanku tidak pernah kamu setujui. Apa artinya bila di segala waktu nyatanya kamu memang sudah lupa ingatan. Kapan sih kamu mengalami kecelakaan atau kepalamu terbentur dan kamu kesakitan? 

Karena rasanya yang kuintip kamu hanya berisi hal-hal baik dan selalu berbahagia. Karena rasanya doa-doaku dikabulkan Tuhan. Kamu bernapas di sana dan baik-baik saja.

Aku berharap, di atas segala pengharapanku yang terlalu sering, semoga kita bisa diketemukan lagi. Bahkan walaupun nanti seandainya saat itu benar-benar tiba, aku nggak ngerti gimana harus bersikap dan menghadapi kamu dengan muka yang biasa. 

Aku berdoa, selalu berdoa agar semua detik dalam hidupmu bisa membuatmu menjadi pribadi yang selalu mengagumkan. Aku berdoa kamu selalu berbahagia dengan siapapun kamu di sana. Aku berdoa, benar-benar memohon kepada Tuhan agar kamu dikuatkan untuk setiap kerikil-kerikil kecil di sela-sela langkah kakimu yang besar. Aku tidak pernah lelah meminta agar kamu selalu dihebatkan.

Karena bagaimanapun aku sudah tidak lagi bersama dan mengenalmu.

Dan mungkin karena aku cuma perempuan biasa, yang aneh, bingungan, dan sering berantakan, yang akan selalu senang kalau kamu senang.



Modisty,
Wonosobo, 21 Juni 2017.

0 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.