Label:

"Dijantung rinduku kamu adalah keabadian, yang mengenalkan dan mengekalkan kehilangan." -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

Kamu Membuatku Yakin Ada Kehidupan Yang Baik

Bersamamu aku seperti terlahir kembali. Dan aku yakin aku memang terlahir kembali. Waktuku seperti tidak ada habisnya. Duapuluhempat jamku serasa berjalan lebih cepat. Kamu membuatku menjadi Cinderella yang tidak hanya semalaman.

Bersamamu aku percaya mengenai keadilan Tuhan.

10 komentar
Label:

Mungkin Kamu Sebatas Berarti 'Tidak Pernah' (Story by: Nabila Hadiah Akbar)

Mungkin bukan kisahku untuk berakhir bahagia denganmu. Mungkin memang tidak pernah tanganku yang seharusnya mengenggammu. Mungkin bahagia dan kita hanya tinggal bunga tidur yang mempermainkan rinduku. Ia terbang terlalu tinggi, sampai lupa, bahwa ketika jatuh, hanya tersisa sakitnya yang akan menyiksaku berkepanjangan.

Bahwa harapan terkadang membuat semuanya terasa benar.

5 komentar
Label:

Kapan Saatnya Akan Ada 'Kita'?

Seperti mimpi indah dalam tidurku, kamu sesuatu yang tidak ingin kuusaikan. Kamu fiksi yang selalu ingin kubaca dan kumengerti berulang kali. Memahami setiap inci bagian dalam dirimu. Dan menjadi bagian dalam ceritamu. Dan akhirnya membuat kisah cinta untuk kita sendiri.

Di mana aku sebagai putri raja dan kamu pangerannya.

12 komentar
Label:

Katakan Padaku Betapa Salahnya Berhenti Mencintaimu

Mulai sekarang aku mengaku bodoh. 

Melakukan pengharapan yang terus-menerus tidak berperi-ke-perasaan padaku. Mendekap erat satu sosok yang dari awal tak pernah milikku.

4 komentar
Label:

Cinta Ini Bukan Milik Kita

Langit seolah akan runtuh di mataku. Birunya kian pudar dan awan menggelayut tebal. Ia menangis menitikkan air bahnya ke pangkuan sang bumi. Sampaikah padamu salah satu rintiknya, Sayang?

5 komentar
Label:

Realize

Aku pernah jatuh cinta. Sampai dadaku sesak karenanya. Kepalaku penat tentangnya. Dia menyelinap dalam diriku diam-diam. Dia mengalir dalam darah ini.
Aku pernah jatuh cinta. Jatuh cinta dalam diriku sendiri. Jatuh cinta tanpa sanggup mengungkapkannya.

0 komentar
Label:

I Called It Love

Bicara cinta tak pernah ada habisnya.

Cinta juga tak pernah bisa kumengerti. Ia sendiri juga enggan kumengerti. Seperti memiliki dunianya sendiri. Membatasi dirinya dengan dinding-dinding kokoh. Cinta

0 komentar
Label:

'Itu hanya mimpi...'



Aku berpikir tentang aku 
 
 Aku berpikir tentang ‘kita’

Lalu membuka mataku, itu hanya mimpi

Dia tak melihat apa yang kulihat

Itu hanya mimpi

Setengah mati kuulangi meniti setiap inci jalan

Dimana pernah ada cerita, dan pernah ada dia

Mungkinkahkan kembali?

Siapa yang tahu?

Siapa peduli?

Setengah mati kucoba mencari

Aku menyadari itu hanya mimpi

Tidak ada apa-apa yang berubah

Itu hanya mimpi

Modisty

0 komentar
Label:

Sorry, I Love Him So Much


“Fikah! Kak Ditto, Fik!”

Lamunanku seketika buyar. Tanpa sungkan, Arin menarik tanganku kasar dan membawaku sampai belakang pintu kelas yang terbuka sedikit.

Ssshh. Wangi itu datang. Wangi parfum yang sudah sangat kuhafal sejak ospek kira-kira satu tahun lalu. Tidak lama sesosok berbadan tinggi tegap dengan alis tebal dan hidung yang cukup dapat dibanggakan kemancungannya, lewat tak jauh dariku. Ia tertawa lebar bersama beberapa teman-temannya. Seperti biasa.

“Suer. Makin hari makin cakep aja manusia satu itu. Senyumnya selalu bisa bikin lutut gue lemes. Iya nggak, Fik?” Ucap Arin dengan mimik yang terlalu menggelikan untuk kujabarkan.

“Hmm.”

“Kabar terakhir yang gue denger, dia sekarang jomblo lho, Fik. Aah, nggak bisa bayangin gimana bahagianya gue kalo bisa jadi pacarnya.”

“Iya, terserah lo. Tapi plis lain kali nggak usah pake acara narik-narik gue segala. Sakit tau” Cibirku.

“Deuu.. sensi amat, non! Nggak ngerti kebahagiaan temen sendiri nih hahahaha” Sahut Arin lalu tertawa ringan.

Gue ngerti kok, Rin. Gue ngerti banget kebahagiaan lo tiap ada dia.

8 komentar
Label:

"Just falling love and you know that the world is definitely beautiful" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Tidak perlu disadari, jatuh cinta dan pahamilah. Dan dunia seperti bernyayi bersamamu setiap hari" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Menghela napas panjang. Seperti ada sesuatu jeda didadaku.. entahlah kini sudah tak terhitung aku merindumu" -Rahmahoha, on twitter

0 komentar
Label:

"Aku masih menghitung kelopak mawar yg perlahan berguguran. Percaya kamu kan datang sebelum sang mawar mati kekeringan" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Coba tengok hatimu. Seberapa banyak rindu untukku tertimbun disana? Sama meluapnya seperti rinduku?" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

Cerpen; Tinggal (Bagian 2)

Otakku serasa membeku ketika kalimat 'aku sayang kamu, Sif. Entah karena apa..dan aku gak ingin tau alasannya' yang meluncur begitu saja dari mulutnya. Seperti tidak ada beban, seperti tulus dari hatinya, dan seperti..seperti tidak ada Emil. Sebisa mungkin ku sadarkan diriku, menarik kembali bahagia yang sempat menguap.

Tidak. Tidak mungkin, tidak semestinya begitu, Ri.

"Ri.. aku.."

Tanpa kuperintahkan, kedua kakiku melangkah dan cukup keras badanku menubruk bahu Ari yang tadi berdiri di hadapanku. Aku berlari masuk ke dalam rumah tanpa menutup pintu depan, tempat di mana Ari masih berdiri menunduk. Pertanyaan khawatir dan tatapan heran dari Mama dan kakakku tidak kupedulikan. Aku masuk ke dalam kamar dan menguncinya rapat-rapat. Di saat seperti ini..aku benar-benar berniat agar alien atau makhluk luar angkasa apa saja menculikku dan membawaku pergi dari bumi untuk sementara. Atau membantingkan kepalaku pada tembok beton dan ingatanku hilang untuk saat itu saja. Siapa sajalah, katakan padaku bahwa ini mimpi!

Tidak boleh. Tidak boleh. Tidak boleh!

Mengapa kamu harus mengatakan hal itu, Ri?

0 komentar
Label:

Cerpen; Diam-Diam

Trap trap trap. Kunaiki tangga dengan cepat, nafasku berderu,  jangan telat, jangan telat..

Yes. Dia belum datang!

Aku bersembunyi di belakang tembok putih sambil menyapukan pandangan ke halaman sekolah. Mataku bergberak menunggu sosok seseorang dari jalan raya.

Dimana dia.. Kok belum datang?

Semenit. Dua menit. Itu dia.

Hari ini dia memakai jaket merahnya dengan jam tangan hitam kesayangannya. Helmnya teropong plus motor cowoknya membuat dirinya terlihat lebih gagah. Dia memarkir motornya, melepas helm, dan turun dari motor. langkahnya yg mantap ditambah perawakannya yang tinggi besar sudah menjadi nilai plus bagiku. Belum lagi bagaimana ia berbicara, mengacungkan tangan, menatap mata, tersenyum tipis, dan semua semuanya. Hal-hal sederhana itu selalu menarik perhatianku. Setiap hari, di sekolah, di rumah, tempat les, dimanapun! Aaarghh..

Kebiasaanku mungkin bisa dibilang cukup mengerikan. Sudah sembilan belas kali aku harus bangun dan berangkat pagi-pagi sekali. Untuk apa? Tentu saja dia! Ya – dia.. Entah kenapa aku suka sekali melihatnya memerhatikan gerak-geriknya, pokoknya kalo tentang dia aku menjadi seorang pecinta!

Aku memandanginya berlama-lama, lamaaa sekali sampai cukup tahu bagaimana dia memegang sendok dan garpunya dengan kelingking terangkat sesekali.

1 komentar
Label:

Cerpen; Tinggal

Matahari masih bersinar dengan cerah hari ini. Langit terhampar luas..biru, tanpa satupun titik putih. Hari ini masih sama seperti kemarin. Berjalan lambat sekali, sampai-sampai rasanya ingin ku pinjam mesin waktu Doraemon dan membuatnya lebih cepat lagi.

Aku bersandar di bawah pohon yang besar di halaman belakang rumahku. Di sinilah biasanya aku menghabiskan banyak waktu sendirian atau berdua bersamanya...sebelum dia pergi. Jalan raya seberang komplek tampak jelas dari sini. Kendaraan bermotor lalu lalang mengeluarkan suara bising. Jauh dari itu, kurasa hati dan pikiranku lebih berisik. Banyak suara dan kata-kata yang selalu melintas dan terngiang di kepalaku. Aku mendesah pelan mencoba untuk tenang. Meski aku tahu ni tidak akan berhasil.

Angin berhembus lembut menyapu tubuhku, kesejukannya mengelus kulit wajahku. Perlahan mempermainkan kerudungku dengan lembut. Napas panjang ku hela, lelah. Kemana pun aku berlari dia selalu mengikuti dan sekuat apa pun aku menekannya dia terus muncul. Tapi semua sudah terlambat.. meski aku mengakuinya dan ingin membebaskannya, semua tidak ada artinya lagi. Lalu.. aku harus berbuat apa?

Aku menatap ke depanku. Kendaraan masih banyak lalu lalang. Kebisingan di pikiranku membuatku tidak memperhatikan sekelilingku. Aku bangkit berdiri dan memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.

***
Kampus mulai ramai. Aku berjalan di koridor dengan langkah lebar. Beberapa mahasiswa melirikku.

2 komentar
Label:

Singkat Saja, Mimpi Masih Saja Berarti Kamu #2

Mimpi. Bagiku itu berarti kamu. Sekelebat bahagia yang bersandar di pelupuk mataku. Menghantui. Mengganggu. Mengusikku. Sial malah menjadi apa yang sangat kucintai.

Membayangkan setiap langkah yang kutiti adalah kamu berjalan di sisiku. Menguatkan aku.. (seperti dulu). Merindukan uluran tanganku tidak menggenggam sendirian. Menyayangkan pelukan yang terlalu lama terhempas angin. Kamu melekat. Erat. Begitu dekat dan enggan kulepas.

Mimpi.. masih saja berarti kamu.

Ah, bagaimana bila selamanya aku sebegini payah?

Modisty

0 komentar
Label:

Singkat Saja, Mimpi Masih Saja Berarti Kamu

Aku pernah punya mimpi. Meski akhirnya hancur berantakan. Meski pecah menjadi potongan terkecil sebuah puing-puing. Sama sekali tidak menyesali aku pernah sangat mencintainya.

Aku pernah punya mimpi. Menjadi semangat, senyum, tawa, gairah, dan alasanku bertahan bersahabat dengan menit dan detik setiap hari dalam hidupku. Menjadikan ku perempuan paling bahagia yang pernah ada, melebihi apapun.

Aku pernah punya mimpi. Dan sekarang pun hanya tersisa samar-samar bayangannya saja.


Modisty

0 komentar
Label:

Cinta? Biar Sajalah Ia Datang Sendiri



Cita dan cinta tak sama lagi.

Jalan yang mereka tapaki bertemu titik akhir di persimpangan. Memutuskan berhenti berdampingan. Sadar diri akan perpisahan yang tidak selamanya menghilang. Sadar diri Tuhan tidak memberkati di setapak yang sama.

Ingatanku menjelajah. Jauh mengakar entah sampai kilometer

7 komentar
Label:

"Hidup itu seperti kopi. Kalau ketemu pahit-pahitnya ya nikmatin aja" -modhistut, on twitter

1 komentar
Label:

Cerpen; Maafkan Nabila Sekali Saja.. Bisakah? #3, END



“KAMU GILA! Nggak mungkin.. bilang sama aku kamu hanya bercanda. Bilang, Nabil, bilang!”

Aku menunduk. Tubuhku kaku di tempat. Sekedar mengangkat kepala dan memandang kemarahannya saja aku tidak berani. Aku pengecut di saat-saat seperti ini.

“Nabila..”

“maafkan aku, Jo..” potongku cepat “aku tau aku salah karena memberi tahumu setelah semuanya terlambat untuk dibatalkan. Maaf.. aku.. aku hanya merasa inilah yang harus aku lakukan. Ini.. ini karena aku

3 komentar
Label:

Cerpen; Maafkan Nabila Sekali Saja.. Bisakah? #2



“kalian.. mau apa ke sini?”

Christopher, kakak tertua Jonathan berdiri dan berkata dingin. Di sampingnya, Priscilla, kakak keduanya ikut berdiri. Memandang kami tidak bersahabat. Terlebih kepadaku. Kuremas jemari Jo di tangan kananku. Memohon untuk menguatkan aku.

“kami cuma mau melihat keadaan Mama”

“lo masih inget Mama? Masih inget keluarga?” kata Priscil tajam

“kak, tolong.. biar sebentar. Jo juga mengkhawatirkan Mama, bagaimana pun Jo masih keluarga ini”

“setelah enam tahun lamanya ninggalin rumah demi perempuan macem dia, gitu maksud lo?” tandas Chris tajam “Mama begini juga karena lo. Dia mikirin lo yang malah memilih hidup dengan wanita seperti dia.”

Jonathan tidak menjawab lagi,

0 komentar
Label:

Cerpen; Maafkan Nabila Sekali Saja.. Bisakah?

24 Juli 1999, Jakarta

Aku menatap ke luar jendela. Memandangi satu-per-satu bulir-bulir embun bening yang bergerak membelah dedaunan. Meluncur perlahan tanpa perlawanan. Seakan-akan ikhlas merelakan dirinya untuk jatuh dan akhirnya mengempas tanah. Hancur, tetap tanpa airmata.

Seandainya semudah itu.. seandainya aku memiliki keikhlasan sebesar itu..

Pandanganku beralih pada sebuah punggung yang membelakangiku. Berulang kali tangannya sibuk melepas dan menempelkan telepon genggam. Berulang kali, sepuluh, ah, bahkan mungkin duapuluh kali sebuah nomor mengabaikan panggilannya. Keringat sebesar-besar biji jagung bergantian timbul dan tenggelam dari pelipisnya. Aku yakin tangannya pun sudah basah oleh keringat dingin. Tidak diragukan lagi, raut wajahnya menunjukan kekhawatiran yang amat-sangat.

“gimana, Jo?”

6 komentar
Label:

"Ingat aku sebentar saja.. bisakah? Sekedar memperpanjang kuota baik-baik-saja-ku" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Entah ini nyata perasaan sayang atau hanya ego yang tak dapat mengikhlaskanmu; aku tak ingin kau kembali ke pelukannya" -gigihtrsnnti, on twitter

0 komentar
Label:

"Mungkin semua sudah berubah. Mungkin tak terlalu sering menyapa. Mungkin tak pernah saling memandang. Tapi sebelum itu, pernah ada 'kita'" -nabilaakbar, on twitter

0 komentar
Label:

"Ada beberapa waktu mengharuskan untuk mencintai mati-matian. Ada beberapa waktu mengharuskan ikhlas melepas dan merelakan" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan; sekuat apapun saya memperjuangkan, sehebat apapun saya bertahan" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Tuhan memberi dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar, dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati saja? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk mencarinya. Kata ibuku dulu, itu yang orang-orang namakan 'cinta'..." -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"I think about summer, all the beautiful times

I watched you laughing from 'I-don't-know-who' side

And.. realized I loved you in the rainy" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

Ini Masih Saja Menuliskanmu, Semenyedihkan Apa sih Aku?

Aku jatuh lagi, Sayang. 

Entah untuk keberapa kalinya, semenjak kamu menyerahkan diri pada keputusan sang hujan. Aku masih saja belum bangun. Mimpi buruk ini adalah yang paling buruk. Kehilanganmu sama saja mengubah seluruh pola kebiasaanku yang tadinya sebagian besar adalah untuk menjadi gadis kecilmu. Aku lelah bila harus terus bersembunyi di balik tawa lebar yang kupertontonkan di muka semesta. Terus saja aku meneriakan aku baik-baik saja. Drama ini sungguh menjengkelkan. Memainkan peran sebagai pembencimu nomor satu adalah hal kurang ajar. Bagaimana

0 komentar
Label:

"Kebahagiaan memang tidaklah selalu datang, namun kesedihan juga tidaklah bisa mengembalikan yang hilang" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"I don't know what pain is until this day

I don't know pain could make me want to go out from this life

I don't know life is this full of betrayal

I don't know life is this full of lies

I don't know..

I just want to be save

But everyone's walking out.. they walking out" -modhistut, on twitter

3 komentar
Label:

Tak Bisakah Berhenti Meninggalkan?

Aku bosan dengan sebuah kepergian. Seluruh hidupku selalu saja ditinggalkan. Aku bosan pada kenyataan selalu kutemui diriku sendirian. Ada saja yang pergi. Ada saja yang jauh.

Entah sampai kapan aku dicintai setengah mati oleh teori sialan bahwa siapapun yang datang, adalah untuk meninggalkan. Setiap mikro detik hidupku selalu saja dipenuhi pengkhianatan. Siapa yang benar-benar tinggal? Siapa yang benar-benar mempertahankan?

Aku lelah dengan lengkung bibir memesona. Aku muak dengan tawa lebar yang selalu membuat iri berpasang-pasang orang. Semuanya kuciptakan, semuanya pula

0 komentar
Label:

(Seandainya) Kamu Bukan Siapa-Siapa

Rasanya aneh.

Katika aku dan hatiku mencoba meninggalkanmu. Perlahan bersama doa yang kupanjatkan selepas subuh tadi. Aku ingin Tuhan mengabulkan aku menyingkirkanmu semudah kau perlakukanku. Aku berharap aku sanggup.. aku ingin sekali. Aku berharap mempercayai kamu bukanlah apa-apa, siapa-siapa, dan harusnya sedari dulu ku lempar tinggi-tinggi.

0 komentar
Label:

"Cemburu adalah perasaan yang baru kukenal. Ia adalah pendatang baru dalam register perasaanku." -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

[Second, last] Aku Ditinggalkan Si Badan Besar Menggemaskan

[Really specially for you Ji, Gigih Ning Trisnanti]

Apa kabar lelakiku?
Setelah dalam kepalaku kamu menari-nari dan selalu berseri. Dalam kepalaku aku adalah perempuan yang sangat tahu keadaanmu, dalam kenyataanku kamu adalah laki-laki yang sangat aku tidak tahu. Lalu bagaimana kabar sebenarmu?

Aku berkeliling mencari-carimu. Setiap sudut mataku berdoa agar kamu bertahan baik-baik saja, atau seharusnya jauh lebih baik.. dari padaku. Aku bernostalgia dengan

0 komentar
Label:

Aku Ditinggalkan Si Badan Besar Menggemaskan

[Really specially for you Ji, Gigih Ning Trisnanti]

Selamat malam lelakiku. Kali pertama aku menyapamu dalam balutan angin malam yang mendekap rapat tubuhku.. semenjak tidak adamu. Kali pertama aku memberanikan diri memikirkan satu sosok berbadan besar menggemaskan yang sialnya mungkin telah menjadi milik perempuan lain. Kali pertama ingin kuakui dan berbicara tepat di hadapan lubang telingamu, aku merindukanmu. Kau tidak mendengar. Baiklah, bisikanku adalah yang pantang menyerah, aku merindukanmu, sangat.. Sayang. Kamu bertahan tidak mengindahkan.

Aku tidak mengerti jenis amnesia apa yang sedang menimpamu. Kamu melupakan

0 komentar
Label:

[Second, last] Dua Super Sahabat.. atau Kusebut Sebagai Malaikat?

Ketika dua pasang tangan menepuk bahuku.

Air mataku seperti ter-pause dan dengan gerakan sangat slow motion kepalaku bergerak berpaling. Dua senyum tanpa basa-basi merengkuhku dengan paksa dan menampar pipiku kuat-kuat,"BANGUN!" katanya, "dunia tidak berakhir di setiap kau merasa sesak dan kehilangan kepercayaan pada matahari"
Aku menampik uluran itu berkali-kali. Memalingkan wajah dan menggeleng kuat-kuat dengan teriakan super kencang kepada dua makhluk Tuhan yang datang tanpa membawa

0 komentar
Label:

Dua Super Sahabat.. atau Kusebut Sebagai Malaikat?

[Really specially for you; Gigih Ning Trisnanti and Praptidatama Nuradilla Iftiharsa]

Pernah merasa nafasmu sesak dan leher seperti terbelit ular raksasa? Kamu kesulitan memeluk oksigen dan aliran darahmu macet di sudut terakhir ia mengalir?

Aku pernah. Di mana rasanya ingin ku rebut remote control kehidupanku dan kupercepat agar luka dan segala macam penyebab air mata ini segera pergi. Di mana rasanya ingin aku menyusul Ibundaku tercinta di salah satu singgasana surga, dan meninggalkan semuanya tanpa pertanggungjawaban nyata sebagai seorang perempuan yang mengaku gagah.
Bagaimana setiap huruf, kata, dan kalimat dalam paragraf kehidupanku tidak

0 komentar
Label:

"Tidak pernah ada seorang yang begitu bodoh selama ini mengejarmu, kecuali saya. Saya bodoh, dan dalam hal ini saya tidak ingin menjadi pintar" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

"Pada akhirnya saya tahu saya bukan satu-satunya yang terbaik dan tidak akan menjadi seorang yang paling baik, dalam peran apapun. Tapi biarkan saja.. bukankah tidak selamanya semuanya berbalas dan seperti apa yang kita inginkan? Karena banyak kemungkinan dan 'alternatif lain' yang akan Tuhan berikan.. tidak mesti apa dan siapa yang kita cintai di hari ini. Dan karena bila semuanya selalu mudah dan berbalas, tidak akan ada perempuan gagah hasil dari sebuah keikhlasan melepaskan, bukan?" -modhistut, on twitter

0 komentar
Label:

Kenyataannya Hidupku Tidak Sebatas Kamu, Kamu, dan Kamu Saja

Lihat judulnya, kupikir itu judul terkeren tulisanku. Selama mencinta, bertahan, melepas, dan mengikhlaskan segala macam kamu sebagai satu-satunya obyektivitasku.

Aku pernah memperjuangkanmu. Hingga sampai pada kondisi saat aku harus tau diri; dirimu bukanlah satu-satunya cita dan cinta yang bisa kumiliki. Karena memaksakan kehendakku juga tidak baik. Aku tidak ingin menjadi penyebab segala ketidak-karuan dalam hidupmu dengan banyak orang. Aku tidak ingin menjadi penyebab sebuah rintik hujan dari sepasang bola mata 'si cantik-mu yang sekarang'. Tidak, itu tidak baik.

Aku pernah sekuat tenaga mempertahankan. Hingga sampai aku menemukan sebuah teori mengesalkan.. bahwa rasa bersalah dan rasa cinta itu berbeda. Selama ini aku mencari-cari jawaban atas apa yang sebenarnya kuinginkan;

mengharapkanmu kembali atau mencari penggantimu,

merindukanmu atau melupakanmu,

mengejarmu atau melepaskanmu.

Aku seperti berlari dalam sebuah lingkaran, tak kutemui ujung atau pangkal. Aku menyadari belakangan. Bukan hidup seperti ini yang kuinginkan.. sia-sia.

Ketiga kalinya, aku pernah memilih baik-baik saja. Kepergianmu mati-matian bukanlah masalah. Dan kedatanganmu kupercayai tidak pernah ada. Luka ini tidak pernah terjadi. Kamu bukan siapa-siapa. Aku sanggup menuntaskan seluruh baris puisi dan ceritaku tanpa harus ada kamu. Aku sanggup tersenyum semanis dan tertawa selebar yang kubisa tanpa akibatmu.

Tapi sial, hatiku berkhianat lagi. Sial kamu kembali hadir seperti layang-layang yang kutarik kembali agar tidak melayang pergi. Sial kamu kembali menjadi subyek, predikat, dan obyek sebuah naratif kepalaku dari pagi ke pagi.

Mungkin karena aku tidak benar-benar melupakanmu? Tidak. Jauh di dalam salah satu sudut hatiku, kamu tidak pernah pergi. Tapi jauh dalam realisasi kehidupan nyataku, kamu tidak pernah kembali. Emm.. bila memang kamu bukan jodohku, aku bisa apa ya?


Modisty

0 komentar
Label:

Cerita Ini Belum Selesai-Selesai

Entah bagaimana ini semua terjadi dan hanya kepada satu manusia dan obyektivitasnya yang selalu itu-itu saja. Sebut aja aku dan kamu. Cerita ini masih saja berlangsung. Segala macam hal yang seharusnya kuinginkan kebalikannya menyusahkanku memejamkan dan membuka kembali mataku di esok harinya. Segala macam hal yang seharusnya aku benci membuatku terus melupakan apa yang seharusnya aku ingat. Mereka masih ada, mereka tetap tinggal. Iya, mereka.. segala hal tentang kamu. Sejak mencintaimu aku merasakan suatu metamorfosis yang tidak baik. Menjelma menjadi seorang sakit jiwa yang terlalu sering senyum-senyum sendiri di hadapan layar monitor telepon genggam salah satunya. Atau bertranformasi menjadi perempuan dengan daya khayal tak tertandingi; setiap harinya aku bermimpi bagaimana bila sepasang pakaian pelaminan itu kita kenakan berdampingan? Ah, ada-ada saja.



Modisty

0 komentar
Label:

'Yang Hampir Terlupakan'..

Jakarta, 1995...

'"aku memang cewek badung, keluargaku sangat berantakan, sekolahku kacau.. bahkan sebenarnya aku ragu dapat lebih dekat denganmu," 

kau mengatakannya dengan mata tajam namun ada kesuraman di dalamnya.

"Non, kau memang badung tapi tidak munafik, kau apa adanya.. itu yang membuatku suka denganmu," 

kataku.

Dan.. sejak itu kami berteman. Suka dan duka kami lalui. Aku semakin mengenalnya lebih dekat.

Bagiku dia adalah perempuan paling supel dan dinamis.. sisi feminisnya mungkin hanya 5% saja.

Dan.. akhirnya, dia adalah ibu dari kedua anakku.

Saat kuucapkan janji di depan saksi, aku tidak mempunyai apa-apa; kecuali kesetiaan.

Itulah yang kupersembahkan..'

0 komentar
Label:

@modhistut: Tulisan Sabtu malam [Mei, 25/03:47]

Saya membuka kembali sekitar seratus sembilan belas hari ke belakang; banyak kebodohan menjadi penyebab hujan tidak menuntaskan sebuah kepergian, seperti katamu bukan? Saya kembali melayangkan ingatan, sebab apa saya begitu mudah berkata cinta dan menyerahkan diri begitu saja pada seorang yang seharusnya belum cukup fix untuk menjadi salah satu pemelihara kupu-kupu di dalam hati saya. Saya tidak tahu mengapa, hingga kamu begitu mudah untuk dicintai, dan sangat-sulit-dilupakan.. hingga sekarang. Bercermin pada apa yang telah kita sepakati, ada banyak hal menyenangkan dan begitu sederhana hingga cukup berharga untuk saya ingat bahkan mungkin sampai mati. Dan.. bercermin pada apa yang telah kita sepakati, bukankah pernah ada janji untuk sebuah kebiasaan akan mencinta selamanya?
Benar selalu menjadi kalimat-kalimatmu;

0 komentar
Label:

Yang Aku Ingat #2

Aku hanya ingin yang paling sederhana, Sayang.
Mencintai tanpa mengapa kumengerti, misalnya? Atau merindukan dari awal pertemuan hingga telah ditinggalkan? Tunjukan bahagia yang lebih daripadamu. Tunjukan bagaimana seorang kecil ini mampu melepas, dan bertahan untuk sekedar baik-baik saja. Tidak mudah, Sayang.
Setelah semua yang kau ucapkan, apa yang kau tuliskan, dan bagaimana kamu memperlakukan. Dan pada teks-teks menyenangkan kita.. ingatkah? Ucapan pagimu yang memesona. Atau ingatan bagi waktu makanku yang seringkali kuabaikan. Atau mengenai nasihat-nasihatmu tentang tidak baiknya terlalu sering menikmati hujan.

Aku mengingatnya, Sayang.
Karena yang pernah kau tuliskan masih menjadi semangat untukku menghadapi setiap pagi. Karena setiap pesan yang pernah kau kirimkan masih

0 komentar
Label:

Yang Aku Ingat

Pernah kamu jelaskan bagaimana kamu jatuh cinta, beserta alasan mengapa kamu melakukannya. Selanjutnya adalah janji pelaut yang terucap untuk tidak akan melukai hati gadis kecil-mu ini.

Aku mempercayainya; bahkan sampai sekarang, bahkan setelah ditinggalkan. Aku menganggap semuanya baik-baik saja. Pikirku adalah bahwa kamu tidak pernah mengingkari. Pergimu adalah karena menunggu waktunya untuk menepati. Aku menganggap kamu tidak pernah meninggalkan gadis kecil ini sendiri.

Aku mempercayainya; bahwa setiap bait puisimu adalah benar, bahwa kata-katamu bukan sia-sia atau sekedar pelipur lara sementara. Tentang harapanmu untuk dapat kucintai selamanya. Tentang kamu yang sibuk mencari cara bagaimana mencintaiku tanpa ketahuan Tuhan. Tentang ketakutanmu bila suatu saat aku akan berlari meninggalkanmu terbakar cinta sendirian. Tentang setiap birahi pagi yang kau bicarakan seperti caramu mencintaiku tanpa percuma. Tentang.. ah, aku ingat 'tentang' banyak hal, Sayang. Karena yang pernah kau tuliskan adalah semangat untukku menghadapi setiap pagi. Karena setiap pesan yang kau kirimkan adalah alasan aku tersenyum sepanjang hari.

Lalu bagaimana caraku bisa meninggalkan sederetan hal indah itu?


Modisty

0 komentar
Label:

Di mana cinta kita?

Aku kembali melihatmu.

Tak sengaja tertangkap retina mataku. Bayanganmu merasuk.. lagi, lagi.. dan entah untuk yang kesekian kalinya. Aku seakan tak sadarkan diri.. melambung entah sampai lapisan langit keberapa.. aku melayang.. sesuatu mengayunkanku pelan.. hanya dengan menemukan sosokmu, aku sekacau ini.
Kamu kembali kutemukan. Tertawa di seberang sana entah dengan siapa dan aku tak tahu mengapa. Karena kau mencintainya? Lalu di mana cintamu untukku? Lalu di mana cinta untuk kita? Saat jawaban yang kutemukan adalah tetap sama; hanya ada aku yang mencintaimu sendirian.
Kamu masih saja kutemukan. Padahal sosok yang berharap dapat segera terlupakan, bukan aku yang mengharapkan.. hanya saja

0 komentar
Label:

Dirimu dan Cinta Sejati

Apa yang bisa aku lakukan ketika semaunya rindu ini datang dan enggan pergi lagi? Apa yang harus aku katakan pada mentari ketika ku bangun di pagi hari dan masih tetap mencintaimu bahkan hingga esok datang lagi? Dan apa yang harus ku hadapi ketika sosokmu tak juga beranjak dari kepala ini? Mencintai seorang yang telah memiliki rindu yang lain, aku berdosa.

Cerita yang kupunyai memang tidak seindah cerita cinta negeri dongeng yang mahatinggi. Ia juga tidak seromantis bait-bait puisi penyair kesukaan Ibundaku dulu. Dalam hatiku, ceritaku adalah mata pelajaran yang sederhana dan membahagiakan. Ia tumbuh dan beranjak menua dalam setiap persendian tubuhku, namun tak juga tamat usia. Dalam hatiku, ceritaku adalah kitab mahasuci yang ketinggalan jaman. Ia menutup diri dan selamanya ingin menikmati sendiri. Dalam hatiku hanya ada ceritaku; tentang aku, dan

0 komentar
Label:

Tentang 'Suatu Hariku'

Tidak tahu harus berapa lama aku harus menolak segala sesuatu. Menyembunyikan segala kebenaran di hatiku. Setiap kali kita bertemu, setiap kali kau beralih kepadaku; adalah bahwa aku berpura-pura tenang. Apakah kau tahu berapa kali aku harus memaksa diriku? Bisakah kau mendengarnya? Hatiku memberitahumu aku merindukanmu. Hanya aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku sebenarnya kepada siapapun. Bisakah kau mendengarnya? Hatiku menunggu di sana supaya kau membuka. Hanya berharap kau tahu itu.

Suatu hari..

0 komentar
Label:

Cerpen; GOSH! My Boyfriend Is...

Namanya Caesar. Sudah genap satu minggu ini aku selalu memikirkannya. Bisa dibilang ini kali pertama untukku jatuh cinta. Ya, dia cinta pertamaku.
Ceritanya dimulai ketika aku dan sahabatku Inu  menaruh minat pada dunia dancing. Dan Caesar adalah dancer cowok terbaik tingkat SMA se-Pulau Jawa. Pada awalnya, kami murni hanya ingin diajarkan bagaimana caranya agar cepat mahir dance. Maka dari itu kami beranikan diri untuk menyapa dan menawarkan pertemanan pada Caesar. Tidak dinyana, jadilah aku jatuh cinta padanya.
Namun tak sepenuhnya rasa cintaku diberi kemulusan, kau tahu? Aku dan Caesar tidak tinggal di satu kota yang sama. Aku stay di kota kecil nan asri Wonosobo, sedang Caesar di Temanggung. Kami hanya bertemu dua kali dalam seminggu, Sabtu dan Minggu, dimana Caesar yang memang asli Wonosobo, rutin pulang ke rumah orangtuanya.
Sungguh tak ku pungkiri, pesona Caesar mampu menghipnotisku. Siang, malam, kapan saja dia selalu dibenakku. Seperti saat ini, aku sedang asyik membayangkan seandainya dia jadi milikku. Ehehe..

“Bel, Abeeeeel!!”

“Huah!”

0 komentar
Label:

Selamat Jatuh Cinta, Sayang

Selamat jatuh cinta.. senyumku untuk kamu.
Andaikan ngelakuinnya semudah ngomong atau nulis satu kalimat pendek itu. Gue nggak bakal stuck sampai sebegini reseknya. Gimana lagi? Gue terlanjur sayang sama orang itu, yang datang nggak pakai permisi, dan pergi juga tanpa Wassalamualaikum. Itu miris.

Apa kabarnya kamu? Masih suka makan malam di luar sendirian? Masih suka berduaan malem-malem sama angin nggak jelas yang selalu kamu cariin kalo abis makan? Masih suka ngetweet peristiwa-peristiwa lucu tentang keluargamu? Mamahmu yang pinter mix and match bahan-bahan jadi jus enak? Papahmu yang pernah bilang kalo anaknya udah mirip mahasiswa dengan kaos bali dan celana pendek waktu anaknya mau jalan ke mall? atau, gimana kabar kakakmu yang katamu adalah orang paling ngeselin sedunia? ahh..
Selamat jatuh cinta, sayang..
Aku dengar bahagiamu. Dengan dia yang katamu lebih cantik dari wanita cantik lainnya? Dia

1 komentar
Label:

Aku (hanya) Pernah Mencintai



Aku pernah mencintai, sedalam yang tak pernah kulakukan sebelumnya. Waktu di mana dirimu menjadi segalanya bagiku; temanku, sahabat karibku, musuh paling berbahaya, bahkan.. kamu mampu menjadi sesosok pengganti seorang ibu bagiku.
Segalanya terasa indah. Waktu di mana aku inginkan takdirku berhenti berlanjut, seakan aku inginkan jarum jam berhenti berputar, dan tiada lagi pembicaraan sang waktu. Aku ingin mati di tempatku saat itu. Bersama dirinya, dan hanya ada kami berdua. Persetan dengan selainnya.
Segalanya terasa indah. Waktu di mana hal sangat kecil bertransformasi menjadi sesuatu penting, pesan-pesan ringan menjadi seperti sebuah

0 komentar
Label:

Hanya Ucapan Patah Hatiku

"Tentang kerinduan kata-kata sudah habis dibuatnya. Mencintaimu bukan hal tabu dalam suatu pola kebiasaanku. Atau bagaimana aku beralasan pada bait puisi kita yg terbengkalai tak lagi berbahasa, ia merana kesepian diatas lembar putih tanpa tinta"
--
Semuanya melebur kepada satu titik di mana aku tidak dapat menahan, bertahan, atau memberikan padanya alasan untuk bertahan. Aku hanya mencoba menjadi yang diinginkan. Aku mencoba mencintainya dan memercayai setiap perkataannya adalah kebaikan untukku. Sementara dia mengacuhkan, melepaskan kepercayaan, dan meninggalkan tanpa mendengarkan. Aku mencoba! Bukankah semua hal butuh proses dan waktu yang tidak sebentar? Bukankah setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukan kesalahan yang tidak hanya sekali? dan..bukankah yang benar-benar sayang akan sebisa mungkin memaafkan? Mengapa dia menyerah? Sesingkat ini waktu yang dia sediakan untukku dan bertahan lebih lama denganku? Aku menyayanginya melebihi itu! Dan bukannya tidak pernah juga aku menelan bulat-bulat kecewa, sakit hati, terlebih cemburu yang sesekali menggelegak. Aku mengabaikan semua itu karena aku ingin bertahan dengannya lebih lama..
Ahhh.. mungkin benar perkataan orang-orang, 'cinta menjadi tidak mudah karena memerlukan kesabaran dan kebesaran hati untuk selalu memaafkan'


Modisty

0 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.