Jakarta, 1995...
Dan.. sejak itu kami berteman. Suka dan duka kami lalui. Aku semakin mengenalnya lebih dekat.
'"aku memang cewek badung, keluargaku sangat berantakan, sekolahku kacau.. bahkan sebenarnya aku ragu dapat lebih dekat denganmu,"
kau mengatakannya dengan
mata tajam namun ada kesuraman di dalamnya.
"Non, kau memang badung tapi tidak munafik, kau apa adanya.. itu yang membuatku suka denganmu,"
kataku.
Dan.. sejak itu kami berteman. Suka dan duka kami lalui. Aku semakin mengenalnya lebih dekat.
Bagiku dia adalah perempuan paling supel dan
dinamis.. sisi feminisnya mungkin hanya 5% saja.
Dan.. akhirnya, dia adalah ibu dari kedua anakku.
Saat kuucapkan janji di depan saksi, aku tidak mempunyai apa-apa; kecuali kesetiaan.
Itulah yang kupersembahkan..'