Label:

'Itu hanya mimpi...'



Aku berpikir tentang aku 
 
 Aku berpikir tentang ‘kita’

Lalu membuka mataku, itu hanya mimpi

Dia tak melihat apa yang kulihat

Itu hanya mimpi

Setengah mati kuulangi meniti setiap inci jalan

Dimana pernah ada cerita, dan pernah ada dia

Mungkinkahkan kembali?

Siapa yang tahu?

Siapa peduli?

Setengah mati kucoba mencari

Aku menyadari itu hanya mimpi

Tidak ada apa-apa yang berubah

Itu hanya mimpi

Modisty

0 komentar
Label:

Sorry, I Love Him So Much


“Fikah! Kak Ditto, Fik!”

Lamunanku seketika buyar. Tanpa sungkan, Arin menarik tanganku kasar dan membawaku sampai belakang pintu kelas yang terbuka sedikit.

Ssshh. Wangi itu datang. Wangi parfum yang sudah sangat kuhafal sejak ospek kira-kira satu tahun lalu. Tidak lama sesosok berbadan tinggi tegap dengan alis tebal dan hidung yang cukup dapat dibanggakan kemancungannya, lewat tak jauh dariku. Ia tertawa lebar bersama beberapa teman-temannya. Seperti biasa.

“Suer. Makin hari makin cakep aja manusia satu itu. Senyumnya selalu bisa bikin lutut gue lemes. Iya nggak, Fik?” Ucap Arin dengan mimik yang terlalu menggelikan untuk kujabarkan.

“Hmm.”

“Kabar terakhir yang gue denger, dia sekarang jomblo lho, Fik. Aah, nggak bisa bayangin gimana bahagianya gue kalo bisa jadi pacarnya.”

“Iya, terserah lo. Tapi plis lain kali nggak usah pake acara narik-narik gue segala. Sakit tau” Cibirku.

“Deuu.. sensi amat, non! Nggak ngerti kebahagiaan temen sendiri nih hahahaha” Sahut Arin lalu tertawa ringan.

Gue ngerti kok, Rin. Gue ngerti banget kebahagiaan lo tiap ada dia.

8 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.