Label:

Di mana cinta kita?

Aku kembali melihatmu.

Tak sengaja tertangkap retina mataku. Bayanganmu merasuk.. lagi, lagi.. dan entah untuk yang kesekian kalinya. Aku seakan tak sadarkan diri.. melambung entah sampai lapisan langit keberapa.. aku melayang.. sesuatu mengayunkanku pelan.. hanya dengan menemukan sosokmu, aku sekacau ini.
Kamu kembali kutemukan. Tertawa di seberang sana entah dengan siapa dan aku tak tahu mengapa. Karena kau mencintainya? Lalu di mana cintamu untukku? Lalu di mana cinta untuk kita? Saat jawaban yang kutemukan adalah tetap sama; hanya ada aku yang mencintaimu sendirian.
Kamu masih saja kutemukan. Padahal sosok yang berharap dapat segera terlupakan, bukan aku yang mengharapkan.. hanya saja
karena rasanya tak mungkin kutemukan jalan bahagiamu bersama denganku di sini.. tak mungkin lagi.

Apa salahnya bermimpi dan menyusun harapan. Toh bukan untuk memaksanya menjadi kenyataan dan seperti apa yang ku inginkan. Aku bermimpi karena aku tahu, di kenyataan aku tidak akan sebahagia ketika aku bermimpi. Dan tentang harapan-harapanku.. aku hanya merasa memiliki hidup yang sempurna bila terus memelihara satu harapan itu. Iya sayang, semuanya tentang kamu.

Kamu adalah kamu. Seperti yang sudah kusebut dalam bait-baitku sebelumnya 'Adalah Kamu'. Semuanya benar.. adalah kamu. Yang membuatku bertahan untuk berbahagia dan meneteskan airmata pada saat yang bersamaan. Aku tersenyum dan menangis untukmu.. ah, tidak, aku hanya terlalu sedih atas keadaanku.

Bukankah menyedihkan ketika aku harus menerima kenyataan bahwa merelakan kepergianmu adalah kenyataan nomor satu di setiap aku membuka mataku?

Bukankah menyedihkan setiap kali aku bermimpi bersanding berdua denganmu dikemudian hari, adalah mimpi buruk yang akan mengacaukan kebahagiaanmu di masa sekarang.. dengan kekasih barumu? Aku terbanting dan hancur berantakan mengikuti setiap mimpi-mimpi manis itu.

Bukankah menyedihkan ketika aku harus memaksa kedua mataku meluapkan air bahnya dan tersenyum semanis mungkin untuk menyalamimu dan kekasih barumu di ujung pelaminan? Dengan wajah berbinar dan berkata 'aku turut bahagia untukmu'.

Itu cintamu. 

Dia cintamu. 

Kamu mencintainya seperti dia mencintaimu.

Lalu di mana cinta untukku? Di mana cinta untuk kita, sayangku?

Modisty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.