Label:

Dirimu dan Cinta Sejati

Apa yang bisa aku lakukan ketika semaunya rindu ini datang dan enggan pergi lagi? Apa yang harus aku katakan pada mentari ketika ku bangun di pagi hari dan masih tetap mencintaimu bahkan hingga esok datang lagi? Dan apa yang harus ku hadapi ketika sosokmu tak juga beranjak dari kepala ini? Mencintai seorang yang telah memiliki rindu yang lain, aku berdosa.

Cerita yang kupunyai memang tidak seindah cerita cinta negeri dongeng yang mahatinggi. Ia juga tidak seromantis bait-bait puisi penyair kesukaan Ibundaku dulu. Dalam hatiku, ceritaku adalah mata pelajaran yang sederhana dan membahagiakan. Ia tumbuh dan beranjak menua dalam setiap persendian tubuhku, namun tak juga tamat usia. Dalam hatiku, ceritaku adalah kitab mahasuci yang ketinggalan jaman. Ia menutup diri dan selamanya ingin menikmati sendiri. Dalam hatiku hanya ada ceritaku; tentang aku, dan
kamu, yang pernah menyebutku 'gadis kecilku'. Ahh.. aku masih saja mencita dirimu secara utuh, bahkan dengan bagaimana kamu menyebutku, aku berdosa.

Adalah bagaimana aku mencoba bertahan dan belajar menerima kenyataan. Bertahan untuk tetap merindukanmu, dan belajar menerima kenyataan bahwa yang aku pertahankan adalah kemustahilan. Mereka berbaur menjadi satu dan mengacaukan sistem pola pikirku. Dua hal yang sangat ingin kubenci namun begitu pula aku mencintai untuk tetap melakukannya. Aku berdosa.

Untukmu, sayangku
Aku masih menyimpan rindu kita, atau haruskah kusebut sebagai 'rinduku' saja? Terserahlah. Aku masih banyak menyita waktu untuk memikirkanmu. Bagaimana kita habiskan waktu bersama detik dan menitnya berlalu dengan pesan singkat itu. Atau cara kita memerangi cemburu pada percakapan yang terlalu manis untuk sekadar di dalam telepon genggam. Atau hanya dengan menyadari kenyataan bahwa kita saling mempunyai; aku milikmu, dan kamu milikku. Itu indah, sayangku. Cukup indah hanya untuk ku nikmati sendiri.

Untukmu, sayangku
Kudengar bahagiamu dengan seorang lain diriku. Yang tidak akan berkelahi dengan nasihatmu, yang tidak akan memusuhi perkataanmu.. seperti aku, bukan? Kudengar bahagiamu dengan seorang selain diriku. Yang kuharap tidak akan memiliki sebutan gadis kecil-mu. Yang kuharap tidak akan menjadi anak kecil-mu.

Untukmu, sayangku
Cerita yang pernah kupunyai denganmu memang tidak seindah yang kau punyai dengannya sekarang. Tidak sesingkat bahagiamu sekarang. Namun percayalah, ada begitu banyak yang aku berikan hanya pada cerita cinta kita yang kini hanya akan menjadi cerita cinta-ku.
Percayalah bahwa aku pernah memercayai dua hal hebat yang sangat kucintai; adalah tentang dirimu dan cinta sejati.

Sampai pada saat kalimat-kalimat terakhir ini ku tuliskan, aku masih menyadari betapa apa yang kurindukan, apa yang kucita-citakan, dan pada dua hal yang pernah aku percayai tadi; adalah dosa.

Aku berdosa.. masih saja mencintaimu dengan diriku sendiri.

Modisty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.