Label:

[Second, last] Aku Ditinggalkan Si Badan Besar Menggemaskan

[Really specially for you Ji, Gigih Ning Trisnanti]

Apa kabar lelakiku?
Setelah dalam kepalaku kamu menari-nari dan selalu berseri. Dalam kepalaku aku adalah perempuan yang sangat tahu keadaanmu, dalam kenyataanku kamu adalah laki-laki yang sangat aku tidak tahu. Lalu bagaimana kabar sebenarmu?

Aku berkeliling mencari-carimu. Setiap sudut mataku berdoa agar kamu bertahan baik-baik saja, atau seharusnya jauh lebih baik.. dari padaku. Aku bernostalgia dengan
cerita-cerita yang telah kau hanguskan, ia tergolek lemas sebagai abu.. kelabu, yang anehnya terlihat berwarna-warni pelangi di mataku. Ini cerita kita dan semuanya sama. Hanya saja sekarang aku sangat mencintainya dan kamu setengah mati ingin melupakannya.

Sayang ketahuilah, apapun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana; menunggumu mengakui keberadaannya. Tidakkah kamu memahami bahwa tidak semua hal yang kita inginkan akhirnya menjadi benar yang kita inginkan? Tidakkah kamu tahu bahwa beberapa hal menjelma menjadi sebuah pembenci yang menolak untuk kau kuasai. Dan tidakkah kamu mengerti bahwa setiap yang dibenci adalah pernah, atau bahkan masih sangat dicintai.

Aku sangat ingin kau dibohongi perasaanmu sendiri. Aku sangat ingin kau dikhianati.

Sayang ketahuilah, apapun yang kau lakukan, seberapa mati-matian kau mencampakkan, aku akan tetap berada di sini; duduk manis dengan senyum terbaik yang kupunya, menanti kau datang dan mengaku bodoh telah meninggalkanku sendirian.

Dan sayang ketahuilah, apapun yang kau percayai, seberapa sering kau menghindari, cinta kita akan tetap bersemi. Karena hatiku telah mempercayaimu sebagai 'tuan' dari sebutan 'nyonya'ku. Hatiku bersikuku kau adalah pasangan gaun pengantinku. Bukankah kita akan bahagia dengan anak cucu kita? Bukankah kau sendiri yang memulai mengarang ceritanya? Setidaknya biarkanlah aku menjadikannya suatu wujud cinta yang sekadar pernah kau puja-puja.

Sesekali percayailah perasaanmu.
Sesekali mengalahlah dan dan ikhlaskan mengakui.

Cinta tidak semengerikan ketika kamu mati-matian melupakan, kok. 

Aku bertahan menantimu.
Aku bertahan sebagai tokoh yang dari dulu selalu memainkan peran yang sama; mencintaimu, mencintaimu, mencintaimu, mencintaimu, dan.. ah, entah sampai mana aku tidak tahu.


 Modisty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.