Cita dan cinta tak sama lagi.
Jalan yang mereka tapaki bertemu titik akhir
di persimpangan. Memutuskan berhenti berdampingan. Sadar diri akan perpisahan
yang tidak selamanya menghilang. Sadar diri Tuhan tidak memberkati di setapak
yang sama.
Ingatanku menjelajah. Jauh mengakar entah
sampai kilometer
keberapa. Lembaran demi lembaran kubuka ulang. Cerita yang berbunyi menyedihkan, serta puisi yang kubaca dengan lidah terbakar.
keberapa. Lembaran demi lembaran kubuka ulang. Cerita yang berbunyi menyedihkan, serta puisi yang kubaca dengan lidah terbakar.
Aku pernah mencoba berhenti mempercayaimu. Aku
mencoba terlihat sempurna tanpa selamat pagi yang telah kau bawa lari. Tapi kau
tahu Tuhan seberapa adil? Sedemikian aku membenci, sedemikian pula aku jatuh
lagi. Aku tidak pernah lupa mencoba untuk tidak meninggalkanmu sendiri. Sial,
berkali hati ini berkhianat lagi. Sampai titik kamu benar-benar pergi, dan
jejakmu menghilang tersapu angin.. aku berebah pada jari-jari Tuhan. Lelah.
tahukah kamu, Sayang? Ini mengesalkan. Aku seperti dipermainkan.
Aku mati-matian berlari cepat di belakangmu,
sedang kamu merambat per sentimeter di belakang punggungku. Kita tidak lagi
bertemu.
Iya cita dan cinta tak sama lagi.
Cita tetap kan kuperjuangkan sampai mati,
sedang cinta biar saja ia datang sendiri.
Bukankah Tuhan selalu menepati janji?
Modisty
backsong *Setel lagu cakra khan*
BalasHapuswah puisinya nyentuh bnget mas. :D
BalasHapusKarangannya bagus ya, buatan sendiri ya? Good deh bisa dikembangin...
BalasHapusDitunggu kunjungan baliknya, Klik Disini
kelak klo sudah waktunya cinta pasti hadir menyapa mbak, klo cita? tidak dikejar ia tidak akan didapat
BalasHapusTerimakasih komentarnya ya :)
BalasHapusUntuk kak aprino, done visitback:) addback g= saya ya
Wuiiihh kereeeennn. Ditunggu kunjungannyaa yaaa Dini's
BalasHapusDone. Jangan kapok ya, joinbacknya ditunggu :)
BalasHapus