Trap trap trap. Kunaiki tangga dengan cepat, nafasku berderu, jangan telat, jangan telat..
Yes. Dia belum datang!
Aku bersembunyi di belakang tembok putih sambil menyapukan pandangan ke halaman sekolah. Mataku bergberak menunggu sosok seseorang dari jalan raya.
Dimana dia.. Kok belum datang?
Semenit. Dua menit. Itu dia.
Hari ini dia memakai jaket merahnya dengan jam tangan hitam kesayangannya. Helmnya teropong plus motor cowoknya membuat dirinya terlihat lebih
gagah. Dia memarkir motornya, melepas helm, dan turun dari motor. langkahnya yg mantap ditambah perawakannya yang tinggi besar sudah menjadi nilai plus bagiku. Belum lagi bagaimana ia berbicara, mengacungkan tangan, menatap
mata, tersenyum tipis, dan semua semuanya. Hal-hal sederhana itu selalu menarik perhatianku. Setiap hari, di sekolah, di rumah, tempat les, dimanapun! Aaarghh..
Kebiasaanku mungkin bisa dibilang cukup mengerikan. Sudah sembilan belas kali
aku harus bangun dan berangkat pagi-pagi sekali. Untuk apa? Tentu saja dia! Ya – dia.. Entah kenapa aku suka sekali melihatnya memerhatikan gerak-geriknya, pokoknya kalo tentang dia aku menjadi seorang pecinta!
Aku memandanginya berlama-lama, lamaaa sekali sampai cukup tahu bagaimana dia memegang sendok dan garpunya dengan kelingking terangkat sesekali.